I.
Pendahuluan
Etika sebagai Tinjauan
1.
Pengertian
Etika
Etika berasal dari kata
Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya berarti “adat istiadat” atau
“kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkatian dengan kebiasaan hidup yang
baik,baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok
masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai nilai,tata cara hidup yang
baik,aturan hidup yang baik,dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan
dari satu orang ke orang lain atau dari generasi satu ke generasi yng lain.
•
Menurut
Para Ahli
a. Menurut Brooks (2007),
etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaia normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata
b. Dr. James J. Spillane SJ
a. Menurut Brooks (2007),
etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaia normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata
b. Dr. James J. Spillane SJ
Etika
: Mempertimbangkan atau
memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambil suatu keputusan yang
berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia
dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku
seseorang kepada orang lain.
c. Prof. Dr. Franz Magnis Suseno
Etika
merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan dan pijakan kepada tindakan
manusia.
d. Aristoteles
Mengemukakan
etika ke dalam dua pengertian yakni :
1.
Terminius
Technius
Etika
dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tndakan
atau perbuatan manusia.
2.
Manner
and Custom
Suatu
pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang
melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat
terkait dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau
perbuatan manusia
2. Prinsip-prinsip Etika
a. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap
dan kemampuan manusia mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan
tuntunan hati nuraninya, kesadarannya
sendiri mengenai sesuatu kebaikan untuk diberian kepada orang lain.
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran
dalam setiap tindakan
atau perikatan bisnis
merupakan keutamaan. Kejujuran
diperlukan dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Dalam perikatan perjanjian dan
kontrak tertentu, semua
pihak saling percaya satu
sama lain, bahwa
masing-masing pihak tulus dan
jujur membuat perjanjian dan
kontrak, serius, tulus
dan jujur melaksanakan
perjanjian. Kejujuran sangat penting artinya
bagi kepentingan masing-masing
pihak, kejujuran sangat menentukan
keberlanjutan relasi dan kelangsungan bisnis selanjutnya.
c. Prinsip Keadilan
Tindakan memberikan
keadilan terhadap keterlibatan semua pihak
dalam bisnis merupakan praktek
keutamaan. Prinsip keadilan perlu
dilakukan agar setiap orang
dalam kegiataan bisnis secara
internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan sesuai
dengan hak dan
kewajiban masing-masing.
d. Prinsip Saling Menguntungkan
Kegiatan bisnis
perlu memberikan keadaan
saling menguntungkan kepada keterlibatan setiap
pihak dalam bisnis, hal tersebut
merupakan cerminan prinsip keutamaan. Saling
menguntungkan merupakan cermin
integritas moral internal pelaku bisnis
atau perusahaan agar
nama baik pribadi atau nama
baik perusahaan untuk berbisnis
tetap terjaga, dipercaya dan
kompetitif.
3.
Basis Teori Etika
a. Etika Deontologi
istilah ‘deontologi’ berasal dari kata
Yunani deon, yang berarti kewajiban. Karena
itu, etika deontolgi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut
etika deontology, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan
berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan
tindakan itu sebagai baik pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, tindakan itu
bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang
memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
b. Etika Teologi
Etika Teologi mengukur baik buruknya suatu
tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu. Suatu tindakan
dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat
yang ditimbulkannya baik dan berguna.
2 aliran Teologi:
1.
Egoisme Etis
Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya
tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan
memajukan dirinya.
2.
Utilitarianisme
Menurut
teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan
4. Egoism
Teori egoisme berprinsip bahwa setiap orang harus bersifat
keakuan, yaitu melakukan sesuatu yang bertujuan memberikan manfaat kepada diri
sendiri. Selain itu, setiap perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan
perbuatan yang baik dan satu perbuatan yang buruk jika merugikan diri sendiri.
Kata “egoisme” merupakan istilah yang berasal dari bahasa
latin yakni ego, yang berasal dari kata Yunani kuno – yang masih digunakan
dalam bahasa Yunani modern – ego (εγώ) yang berarti “diri” atau “Saya”,
dan-isme, digunakan untuk menunjukkan sistem kepercayaannya. Dengan demikian,
istilah ini secara etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme filosofis.
Referensi:
Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis
& Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius: Yogyakarta
No comments:
Post a Comment